Kali ini aku mau share cerpenku lagi...
Maaf sebelumnya klo gaje, bnyk typo, jelek...
HAPPY READ
.
Desiran
ombak menerjang karang, berbunyi sangat ngilu, seperti perasaan yang kini
kurasakan. Aku terdiam meratapi nasibku, aku terdiam dan termenung disaat ini.
Tanpa kurasa, butiran-butiran indah dari mataku mulai keluar, dengan segera aku
mengambil sesuatu di saku belakang celanaku, tepi tiba-tiba, “Ini pakailah tisu
ini.” Ada seseorang yang memberikan kepadaku selembar tisu, dan aku menerimanya
“Makasih.” Yah ditepi pantai kini aku tidak sendiri lagi, aku disini sekarang
bersama seseorang, tepatnya seorang laki-laki, dan dia bertanya padaku “Kenapa,
kamu disini? O ya kenalin namaku Ariel.” “Disini aku bermain, disini aku
bahagia, dan disini aku sengsara.” Jawabku dengan menatap langit, dan tiba-tiba
aku menangis lagi. “Oh maaf kalau aku mengganggu, baiklah saya akan pergi.” Dia
melangkahkan kakinya “Tunggu, …” Teriakku sembari memegang tanganya. “Maaf,
jangan pergi.” “Ehmmm….baiklah, tapi pertama kamu harus jawab siapa namamu? Dan
kenapa kamu disini?” “Namaku Eliza, aku disini hanya sekedar untuk menghibur
dan mengenang aja, terus kamu sendiri disini ngapain?” Tanya ku kepadanya.
“Kalau aku sih emang mau menikmati keindahan alam aja, eh udah sore ni, pulang
yuk.” “Kamu duluan aja, aku masih ingin disini.” Jawabku sambil melangkah
menuju tengah pantai. “Hei kamu mau ngapain?” “Tenang aja aku nggak mau mati
kok, Cuma mau nyuci kaki aja.” Aku menjawab sambil tersenyum ke arahnya, dan
dia tersenyum balik kepadaku, lalu melangkah menjauh untuk pulang.
Malam ini, ku tadahkan kepalaku di
jendela kamarku, aku melihat beribu bintang menatapku, yap mereka memang sangat
indah, kerlap kerlip dan bercahaya. Entah kenapa tiba-tiba aku terbayang oleh
wajah yang baru tadi siang aku temui, ada apa denganku, mungkinkah aku jatuh
cinta. “Nggak…nggak..nggak ini nggak boleh terjadi.” Aku bergumam dalam hati.
Terakhir kali aku jatuh cinta, aku
menanti pujaan hatiku, tapi dia tidak datang, dan dia telah memberiku kenangan
yang sangat indah, juga sulit kulupakan.
Pagi ini udara sangat sejuk, dengan
segera aku memakai seragam putih abu-abu ku, setelah itu aku berlari ke dapur
untuk mengambil bekalku, dan setelah itu menaiki sepeda pink, kesayanganku.
Dengan hati-hati ku kayuh sepedaku, seperti biasa aku mengayuh sepedaku bukan
ke arah sekolah, melainkan ke suatu tempat, tempat yang indah.
Sesampainya di pantai aku heran,
kenapa bisa ada seseorang yang mendahluiku, biasanya hanya penjaga pantai yang
mendahuluiku, tei biasanya dia ada di bangunan sebelah, lalu siapakah dia?
Tanpa basa basi, aku menghampirinya,
betapa kagetnya aku, ternyata dia adalah laki-laki yang aku temiu kemarin. Dan
tiba-tiba dia menyapaku “Hai, kamu kesini lagi?” “Disini memang tempat yang
sering kudatangi.” Aku menjawabnya sambil mengambil sebuah kertas, dan mulai
untuk menulis, setelah selesai aku membentuk surat itu menjadi sebuah perahu,
dan melayarkanya seperti di film perahu kertas. “Hei apa yang kamu lakuin, kok
kaya yang ada di film perahu kertas?” “Ya, yang aku lakuin sama, tapi tujuanku
beda, tujuanku berbeda.” Dia kelihatan bingung mendengar jawabanku.
“Maksudnya?” “Jika Kugy melayarkan perahu kertas untuk Neptunus, maka aku
melayarkan perahu ini untuk seseorang.” “Ciyeee,,, siapa ni?” “Kelvin…” jawabku
dengan suara lirih “Oh, pacarmu ya? sekarang dia ada dimana? Kelas berapa?” “Dia
udah meningal.” Suaraku telah menghentikan keributannya. “Oh, maaf.” Dia
menundukan kepalanya. Setelah sari pantai, aku pergi ke sekolah.
Hari ini sekolahku pulang pagi, jadi
sebelum pulang aku memutuskan ke pantai terlebih dahulu, sesampainya di pantai
ada aku bingung kenapa tiba-tiba di pasir ada tulisan yang berbunyi “I Love You
Eliza” dan tiba-tiba ada seseorang yang muncul untuk memberikan sesuatu padaku,
yup orang itu adalah Ariel “Liz, maukah kamu jadi pacarku?” “Sebenarnya aku mau
Riel, tapi aku belum bisa melupakan Kelvin.” Jawabku “Yah, oke lah, tapi jika
kamu berubah pilhan, aku akan selalu ada.”
Maafkan aku Riel, sebenarnya aku
juga suka denganmu, tapi entah kenapa jika aku mencintaimu, luka dihatiku
semakin sakit, mungkin karena tempat pertemuan dan perpisahan kamu denganku
sama dengan Kelvin. Mulai hari ini aku akan pergi jauh dari sini, aku akan
mencari pngalaman baru, dan pujaan hati baru, yang tidak mengingatkanku tentang
masa lalu. Semua ini aku lakukan agar LUKA DIHATIKU tidak terulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar